Ingin Kembangkan Sektor Pariwisata, Komisi C Libatkan Disparbudpora Mimika Studi Banding di Sulawesi Utara

Penyerahan cindera mata oleh Ketua Komisi C DPRD Mimika Aloisius Paerong kepada Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado, Esther T J yang didampingi anggota Komisi C lainnya, usai kegiatan di Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado, Esther T J, Selasa (16/7/2024)/ Foto : Anis Batalotak

MANADO, (timikabisnis.com) – Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mimika – Provinsi Papua Tengah berkunjung ke Dinas Pariwisata Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk melihat potensi pariwisata yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik budaya.

Komisi C  yang bermitra dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Mimika memilih untuk berkunjung ke Dinas Pariwisata Kota Madya Manado Provinsi Sulawesi Utara untuk melakukan Studi banding.

Dalam kunjungan studi banding tersebut, rombongan Komisi C yang dipimpin langsung Ketua Komisi, Aloisius Paerong, Wakil Ketua, Novian Kulla, Sekretaris Komisi, Saleh Alhamid, dan Anggota Komisi lainnya, Mariunus Tandiseno, Herman Gafur, Den B Hagabal, Sasiel Abugau, Miler Kogoya, Yulian Solossa, Ancelina Beanal, dan didampingi Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanes Felix Helyanan.

Pada kunjungan tersebut rombongan Komisi C diterima oleh Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Abdil Bajen SE, MAP, di Kantor Dinas Pariwisata Kota Manado, Selasa (16/7/2024).

Ketua Komisi C, Aloisius Paerong menyampikan terima kasih kepada Dinas Pariwisata Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara yang telah menerima kami dengan baik.

Aloisous Paerong mengatakan, pada kegiatan studi banding ini difokuskan untuk mencari tahu potensi pengembangan sektor pariwisata, sehingga Komisi C bersama Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Mimika berkunjung ke Sulut, Karena di Timika itu sangat membutuhkan tempat-tempat hiburan di sektor pariwisata.

“Disana (timika) itu ada beberapa objek potensi yang belum dikembangkan, sehingga diharapkan pemerintah mengalokasikan anggaran yang cukup untuk sektor pariwisata.
Oleh sebab itu saya katakan bahwa objek objek wisata ini adalah salah satu kekayaan alam yang bisa diperbaharui,”ungkapnya.

“Tujuan kita melibatkan  Disparbudpora untuk Studi banding ini, karena mereka yang akan membuat programnya, mereka akan melihat potensi yang ada di sana dan menyesuaikan dengan karakteristik daerah kita,termasuk budaya dan kesadaran masyarakat,” tandasnya.

Sehingga lanjutnya, pemangku pemangku kepentingan lainnya harus mendukung bahwa ini adalah kebutuhan. Dengan adanya objek wisata tentu akan mengurangi penyakit penyakit sosial.

Selain itu, bisa juga untuk penyaluran tenaga kerja, pengembangan  bakat dan minat sehingga bisa terjadi perputaran uang disitu.

Jika kedepan dinas tekait serius menggenjot sektor pariwusata maka  perlu di dukung  dengan anggaran yang cukup, sehingga objek wisata yang dikembangkan terus menarik wisatawan.

Kemudian, dalam mendongkrak sektor pariwisata maka perli ada dukungan dari dinas lainnya, yakni Dinas PU wajib menyiapkan infrastrukturnya, seperti fasilitas pendukung lainnya. Sehingga para pengunjung tetap nyaman di lokasi wisata.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Mimika, Yopi Toisuta membeberkan  beberapa kendala yang dihadapi yakni adalah lokasi, keamanan, anggaran serta dukungan dari OPD OPD lainnya.
Jika semua itu terjamin tentu bisa kita dongkar atau kembngkan sektor pariwisata, karena sektor pariwisata bisa menambahkan PAD dan menciptakan lapangan pekerjaan.

“Tapi, ketika pemerintah sudah hadir pasti ada masyarakat yang dukung tapi ada yang juga tidak mendukung. Ini juga menjadi suatu persoalan yang kami hadapi. Prinsipnya kalau betul betul mau kembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Mimika maka diberikan pemahaman rutin terhadap masyarakat lebih khusus pada orang muda terkait maksud dan tujuan pengembangan pariwisata,”sebutnya.

Dikatakan Yopi bahwa memasuki tahun 2025 nanti pihaknya akan memfokus untuk mengembangkan sektor pariwisata di dua lokasi yaitu wisata hutan mangrove dan, di pantai ipaya. Kedua lokus ini jadi fokus kita sehingga diharapkan dukungan dari semua pihak.

“Untuk pembahasan APBD 2025 , yang saya fokus itu bagaimana kita menyelesaikan wisata hutan mangrove. Itu paling utama, karena hutan mangrove dan pengembangan wisata di pantai ipaya, sehingga diharapkan adanya dukungan antara satu dengan yang lain bukan saling menjatuhkan,”tandasnya.

Selain itu, kata Yopi bahwa dalam pengembangan sektor pariwisata ini harus melibatkan para investor yang bisa diajak kerja sama. “Jika dinas yang membangun maka itu dianggap mubazir, mengapa?, Karena pembangunan akan tergantung pada APBD, tapi berbeda dengan investor yang bangun. Sehingga ini cara yang efektif,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Abdil Bajen SE, MAP,  yang mewakili Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado, Esther T J Mamangkey SE, MM, menyampaikan terima kasih menyampaikan terima kasih atas kunjungan dari Komisi C DPRD Mimika ke Dinas Pariwisata Kota Madya Manado.

Dalam paparanya, Kabid Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Abdil Bajen SE, MAP, mengatakan peningkatan sektor pariwisata di kota Madya Manado terus bersaing, karena mengalami pendapatan paling banyak.

“Sebagai kota jasa,Paling banyak penadapat dari sektor jasa pariwisata, perdagangan. Dan tujuan kedepan pariwsata kota manado sebagai pariwasita dunia. Dan itu sudah masuk dalam tahapan perencanaan,” ungkapnya.

Lanjut kata dia, karena dalam sektor pariwisata, tentu ada wisata alam dan wisata buatan manusia.

“Dan dalam pengembangan sektor pariwisata tentu selalu alami peningakatan. Bahkan anak anak muda- pun ikut bersaing dalam pengembangan sektor pariwisata dan pemerintah tentu mendukung,”ungkapnya.

Selain itu, Kata Abdil Bajen bahwa dalam pemgembangan sektor pariwisata perlu melibatkan pihak ketiga sebagai pengelola dan lainnya.

Ia juga memberkan bahwa, Kita juga membuka penerbangan internasional salah satunya seperti Korea, Cina, dan rencana juga penerbangan ke kuala lumpur.

“Karena Manado sebagai pintu utama Sulawesi Utara, sehingga kita perlu perbanyak akses akses,”ungkapnya.

Usai kegiatan, Ketua Komisi C, Aloisius Paerong dan Sekretaris Komisi, Saleh Alhamid menyerahkan cindera mata kepada Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado, Esther T J Mamangkey dan Kabid Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, Abdil Bajen. Selanjutnya Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado, Esther T J Mamangkey didampingi Kabid Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, Abdil Bajen memberikan cindera mata kepada komisi C yang langsung diterima oleh Ketua Komisi, dan lanjutkan dengan foto bersama. (Anis)

Administrator Timika Bisnis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *