Timika, 16/1 – Warga Kapiraya, Distrik Mimika Barat Tengah kini masih sasi (menutup) lapangan terbang (lapter). Meski disasi bandara ini masih melayani penerbangan dari Timika. Kemudian dibagian atas bandara Kapiraya ada satu lapter yang dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deiyai karena ada cukup banyak warga mereka disekitar wilayah lapter tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Mimika, Yan Selamat Purba kepada Timika Bisnis, Selasa (15/1) mengatakan, informasi sasi memang sudah ada laporan ke Dishub, tapi penerbangan tetap berjalan seperti biasa. Kemudian informasi soal bagian kepala air Kapiraya ada bandara , menurut Purba kalau penerbangan ke Kapiraya atau Potowayburu memang ada satu bandara yang menurut informasi dari masyarakat bahwa itu milik Pemkab Deiyai. “ Itu informasi yang kami terima dan petugas kami ada di Bandara Kapiraya yang terus memantau perkembangan aktifitas penerbangan di sana,” kata Purba.
Purba juga menjelaskan, jika wartawan bertanya soal batas-batas wilayah, itu bukan menjadi wilayah tugas dan kewenangan Dishub. Itu ada di Bagian Pemerintahan dan Dinas Pertanahan dan Agraria bisa menuntaskan itu. Dishub hanya fokus soal tugas transportasi dan sejumlah fasilitas yang sudah dibangun di Kapiraya dan seluruh distrik yang ada di Kabupaten Mimika.
“ Silahkan teman-teman wartawan tanya ke Bagian Tata Pemerintahan dan Dinas Pertanahan soal batas wilayah karena mereka yang tahu soal itu. Kalau soal urusan perhubungan atau transportasi kami bisa jelaskan, termasuk soal sasi Bandara Kapiraya. Untuk sasi akan kami selesaikan, tapi selama ini tidak mengganggu penerbangan ke sana,”terang Purba.
Sedangkan Plt Sekda Mimika, Drs Marthen Paiding kepada wartawan meminta Dishub untuk segera menyelesaikan persoalan sasi ini sehingga kedepan tidak mengganggu jadwal penerbangan ke wilayah tersebut.
Soal batas wilayah, tim Pemkab Mimika terus mengadakan pembahasan dengan beberapa kabupaten tetangga yang difasilitasi pemerintah provinsi. Pembahasan tapal batas harus segera tuntas sehingga tidak ada warga kabupaten lain yang mengklaim wilayah Mimika menjadi bagian dari wilayah mereka juga. Apalagi sampai membangun fasilitas bandara, pemukiman warga, fasilitas sekolah, puskesmas, itu yang perlu dibahas. Kemudian ada tinjauan lapangan ke distrik-distrik perbatasan sehingga asing-masing kabupaten tahu mana batas wilayah mereka.
Infoirmasi yang diperoleh Timika Bisnis dari sejumlah petugas yang bertugas di daerah pedalaman (pegunungan) menyebutkan ada beberapa kampung dan distrik pegunungan sudah diklaim oleh pemerintah kabupaten tetangga. Bahkan setiap tahun warga kampung dan distrik tersebut selalu mendapat bantuan dari kabupaten tetangga tersebut.
“ Terima kasih informasi teman-teman wartawan. Kami akan cek itu dan kami akan tindakalnjuti sehingga tidak terjadi masalah dimasa depan,”terang Marthen Paiding. (marus waka)