Dari kiri VP Community Relations &, HAM PTFI Arnold Kayame, Eksekutif Vice President PT Freeport Indonesia (PTFI), Manager External Communication Corpcom PT Freeport Indonesia, Kerry Yarangga /Foto : husyen opa
TIMIKA, (timikabisnis.com) – Walaupun tahun 2020 ini yang masih dalam masa Pandemi Covid -19 dengan capaian tingkat produksi baru mencapai 20 persen, namun PT Freeport Indonesia (PTFI) masih terus berkomitmen menjalin hubungan kemitraan dengan masyarakat dan masih tetap fokus untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi putra putri Amungme dan Kamoro serta tujuh suku kekerabatan.
Eksekutif Vice President PT Freeport Indonesia (PTFI), Claus Wamafma mengakui aktifitas tambang terbuka di Grassberg mulai tahun ini ditutup dan kegiatan operasional mulai fokus pada tambang bawah tanah, namun terkait pengembangan masyarakat Amungme dan Kamoro, serta lima suku kekerabatan lainnya masih berjalan dengan tetap menyalurkan dana kemitraan yang dikelola Yayasan Pengembangan Amungme Kamoro (YPMAK).
“YPMAK membiayai program ekonomi masyarakat 7 suku, program pendidikan dengan program beasiswa anak Amungme Kamoro yang dikirim studi ke sejumlah kota studi di Indonesia, serta pendirian sekolah, “aku Claus Wamafma saat bertatap muka dengan sejumlah pimpinan media di Timika di Resto Cendrawaalsih 66 di Jalan Cendrawasih, Timika Papua, Jumat (18/12) siang tadi.
Claus mengakui bahwa selain program peningkatan SDM Freeport juga sangat konsen dengan bidang kesehatan, YPMAK bermitra dengan Yayasan Caritas mengelola Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), klinik terapung yang melayani kesehatan di kampung-kampung pesisir mulai dari pesisir timur sampai barat.
“PTFI sangat komitmen dengan mengembangan SDM, buktinya program yang dikelola YPMAK, dengan ribuan anak Amungme Kamoro dan lima suku kekerabatan lain yang mengikuti studi di sejumlah kota di Indonesia. Ada anak-anak output beasiswa dana kemitraan sudah jadi pejabat di provinsi dan di Pemkab Mimika, belum terhitung yang kerja di PTFI, “jelasnya.
Untuk melahirkan SDM unggul, menurut Claus Freeport sudah berjalan selama ini dan akan tetap berlangsung.
“Menciptakan SDM bukan seperti lombok yang dimakan langsung pedis, tapi pendidikan itu berproses. Kami selalu mengikuti pemerintah. Perbaikan SDM anak-anak Mimika menjadi komitmen utama PTFI, dengan program beasiswa yang sudah jalan sekian tahun ini,” terangnya.
Tahun 2021, sesuai perencanaan akan ada peningkatan menjadi 60 persen, dan seterusnya tahun 2022 naik menjadi 80 persen hingga 100 persen pada tahun 2023 dan 2024. Sehingga operasional tambang mulai normal kembali.
“Sekarang lagi suasana pandemi Corona, tapi kegiatan usaha tambang tidak boleh terhenti. Meski Covid mendera dunia, Indonesia dan para pekerja PTFI, namun managemen memberlakukan aturan dan protokol kesehatan secara ketat sehingga produksi tidak mengalami penurunan.
“Puji Tuhan saat Covid 19 melanda kita, PTFI masih bisa membayar kewajiban-kewajiban kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten Mimika. Selain itu juga kewajiban kepada masyarakat adat yang terkena dampak, dana kemitraan tetap jalan seperti biasa,”terang Claus. (opa)