Pengelola galian golongan c di Mile 32 Paulus Pinimet/ Foto : husyan opa
TIMIKA, (timikabisnis.com) – Manajemen CV Timika Putra mendesak pemerintah kabupaten Mimika dan manajemen PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk membuka kembali lokasi pengambilan galian C yang ada di mile 32 distrik Kuala Kencana, Timika.
Desakan tersebut disampaikan oleh Paulus Pinimet selaku Pengelola galian golongan C yang sudah beroperasi selama 20 tahun dan ditutup sejak tahun 2017 silam.
Mantan anggota DPRD Mimika periode 1999-2004 tersebut menjelaskan, penutupan lokasi galian golongan C tersebut berdasarkan surat perintah Bupati Mimika Klemen Tinal pada tahun 2004 silam.
“Jadi galian golongan C di Mile 32 dibuka tahun 1997 oleh kaka saya Almarhum Yohanis Pinimet dan kami kelola oleh CV Timika Putra dibawa naungan bina Lemasa sudah 20 tahun dan tahun 2017 itu tutup. Waktu saya DPRD itu belum pernah rencana untuk tutup, dan berdasarkan surat perintah atau instruksi Bupati Mimika Klemen Tinal tahun 2004,” kata Paulus dikantor DPRD Mimika, Senin (1/3).
Padahal selalu pengelolaan galian golongan C di Mile 32 mendapat persetujuan dari 3 orang Bupati yang menjabar berdasarkan SK Bupati Mimika Titus Potereyauw, Klemen Tinal, dan Eltinus Omaleng, namun tahun 2004 lalu dicabut oleh Klemen Tinal.
Terlepas dari itu, Paulus juga pernah mempertanyakan penutupan lokasi galian C kepada pihak Freeport, namun diarahkan untuk berkoordinasi dengan pihak Pemkab dalam hal ini Bupati Mimika.
“Jadi saya pernah bilang freeport, kenapa anda tutup sedangkan itu adalah kebun saya, tempat usaha saya yang berguna bagi masyarakat Mimika. Jadi jawaban dari Freeport itu kami harus koordinasi dengan Bupati Mimika yang sekarang Eltinus Omaleng dan saya sudah koordinasi secara keluarga, adat itu tanggal 29 Januari kemarin di Hotel Mozza,” katanya.
Untuk itu ia berharap agar lokasi galian golongan C agar dibuka kembali untuk keperluan pembangunan masyarakat Mimika.
“Jadi harapan saya setelah pertemuan itu sumber galian C di Mile 32 harus dibuka kembali, jangan kita harapkan Iwaka itu yang kelola itu orang dari suku lain jadi pemerintah dan freeport harus lihat itu trus kita mau kelola apa,” harapnya.
Dia menjelaskan dengan penutupan galian C di Mile 32 dampaknya bagi masyarakat Amungme dan Kamoro dengan tidak adanya penghasilan dan ekonomi semakin terpuruk dan tinggal menjadi penonton. (Opa)