Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanes Felix Helyanan,SE. / PEWARTA FOTO : HUSYEN ABDILLAH OPA
Timika, (timikabisnis.com) – Persoalan pembagian dan penyaluran bantuan bahan sembako yang kini makin marak disuarakan oleh warga yang ada di dalam kota Timika dan pinggiran kota yang terkena dampak langsung akibat diberlakukannya Pembatasan Aktifitas Sosial selama pandemi Covid-19 di kabupaten Mimika.
Menanggapi adanya banyak aksi dan tuntutan hingga terjadi aksi pemalangan yang disuarakan dan dikeluhkan warga didalam kota dan pinggiran yang sampai saat ini belum menerima bantuan sembako, Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanes Felix Helyanan, SE angkat bicara.
Menurut Yohanes Felix Helyanan, SE yang lebih suka dipanggil Jhon Thie kepada timikabisnis. com, Senin (4/5) malam, memgaku bahwa penyaluran sembako kepada warga harusnya lebih di prioritaskan warga yang terkena dampak langsung dengan adanya pembatasan aktifitas sosial yaitu warga yang tinggal di dalam kota dan pinggiran karena jumlahnya yang sangat banyak dan padat.
“Sesungguhnya warga yang terkena dampak akibat adanya pembatasan aktifitas sosial hingga pukul 14.00 WIT itu adalah warga yang ada di dalam kota dan pinggiran kota, sebab batas bekerja dan mencari nafkah untuk menggidupi kebutuhan keluarga dibatasi. Namun kondisi riil nya bahwa warga yang ada pedalaman atau pesisir yang jauh dari kota yang tidak terkena dampak pembatasan aktifitas sosial di mana masih bebas untuk beraktifitas lebih dulu menerima bantuan, “ungkap Jhon Thie.
Dirinya bukan keberatan kalau bantuan itu ke pedalaman atau pesisir diberikan lebih dulu, namun juga harus melihat sisi kebutuhan siapa yang lebih mendesak dan dampak sosial yang akan muncul di dalam kota Timika akibat lambatnya warga dalam kota menerima.
“Tuntutan dan gelombang protes sudah terjadi beberapa minggu hingga hari ini, lalu terkait warga kota yang disuruh tinggal dirumah demi mencegah penularan Covid-19, sehingga pembatasan untuk mencari pendapat keluarga berkurang bahkan sama sekali tidak ada. Kenapa, karena warga patuh untuk mengikuti anjuran pemerintah untuk tinggal dirumah, namun sayangnya tidak diikuti dengan kebijakan untuk tepat yang seharusnya kebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan bagi warga yang ada di kota dan pinggiran kota, “imbuhnya.
Jhon Thie menyarankan kepada pemerintah melalui OPD tehnis untuk mempercepat penyaluran bantuan ke warga yang ada di dalam kota Timika dan yang ada di pinggiran kota sebelum adanya perpanjangan status tanggap darurat yang akan berakhir di 6 Mei mendatang.
“Perpanjangan pembatasan aktifitas sosial yang akan berakhir di 6 Mei mendatang yang tinggal beberapa hari lalu, sehingga bantuan dan penyaluran harus segera direalisasikan. Sebab kalau tidak, saya khawatir akan ada dampak sosial yang bisa berpengaruh ke Kamtibmas di dalam kota, hal ini mungkin harus menjadi hal yang sangat urgent untuk disikapi bersama, “katanya.
Lebih lanjut kata Jhon Thie, bahwa sudan banyak mendapatkan laporan dan pengaduan dari masyarakat bahwa mereka sangat membutuhkan pasokan bahan kebutuhan sehari hari bagi keluarga.
“Mereka meminta agar DPRD bisa segera mendesak pemerintah untuk segera merealisasikan penyaluran sembako, karena kemungkinan akan ada perpanjangan masa pembatasan aktifitas sosial dari 24 April hingga 6 Mei tersisa beberapa hari lagi. Karena itu, solusinya adalah bantuan kepada warga yang di dalam kota yang merupakan pusat kepadatan jumlah penduduk yang sangat tinggi, dan harus segera mereka terima untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga, “desak Jhon Thie. (opa)