Wabup Mimika Pertanyakan Keaktifan Petugas Puskesmas Pedalaman

“Kalau untuk Puskesmas Timika dan Puskesmas Mapurujaya, saya yakin tidak ada soal, tapi Puskesmas yang jauh-jauh di gunung dan pesisir pantai itu jangan-jangan hanya kepala puskesmasnya saja yang ada di tempat, sementara anak buahnya selalu tinggal di kota”

Timika (timikabisnis.com) – Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang mempertanyakan keaktifan para petugas kesehatan yang ditempatkan di berbagai Puskesmas wilayah pedalaman (pegunungan dan pesisir pantai) sebagaimana sering dikeluhkan warga setempat.

“Kalau untuk Puskesmas Timika dan Puskesmas Mapurujaya, saya yakin tidak ada soal, tapi Puskesmas yang jauh-jauh di gunung dan pesisir pantai itu jangan-jangan hanya kepala puskesmasnya saja yang ada di tempat, sementara anak buahnya selalu tinggal di kota,” kata Yohanis Bassang di Timika, Selasa.

Ia mempertanyakan hal itu saat meresmikan pengoperasian lima gedung puskesmas yang baru dibangun tahun anggaran 2018. Kelima puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Timika Distrik Mimika Baru, Puskesmas Potowayburu Distrik Mimika Barat Jauh, Puskesmas Wakia Distrik Mimika Barat Tengah, Puskesmas Maupurujaya Distrik Mimika Timur dan Puskesmas Jita Distrik Jita.

Wakil Bupati Yohanis Bassang menandatangani piagam peresmian gedung baru Puskesmas Timika, Selasa (26/3/2019).

Wabup Bassang meminta Dinkes Mimika melengkapi semua gedung puskesmas yang baru dibangun tersebut dengan fasilitas alat kesehatan (alkes) yang memadai guna memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

“Walaupun gedung Puskesmas bagus dan mentereng, tapi kalau tidak ada peralatan, tidak ada dokter dan perawat, sama saja bohong. Lebih celaka lagi kalau Puskesmas tidak tersedia obat-obatan untuk mengobati penyakit masyarakat,” katanya.

Kepala Dinkes Mimika Alfred Douw melaporkan bahwa pembangunan gedung baru lima puskesmas tersebut menghabiskan anggaran sekitar Rp25 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) bantuan Kementerian Kesehatan.

Bangunan lima puskesmas itu seluruhnya berkonstruksi beton dan keramik, dua diantaranya yaitu Puskesmas Timika dan Puskesmas Mapurujaya berkonstruksi dua lantai di bagian depan.

“Lima puskesmas ini seluruhnya dilengkapi dengan ruang rawat inap pasien,” jelas Alfred.

Pada 2018, Dinkes Mimika juga membangun dua gedung Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu di Kampung Fakafuku Distrik Agimuga Kampung Bela di Distrik Alama serta pembangunan pagar keliling bangunan Puskesmas Lima Asri (SP5) Distrik Iwaka dan Puskesmas Wania Distrik Wania.

Melalui pengadaan barang dan jasa yang bersumber dari DAK 2018, Dinkes Mimika juga mengadakan 15 unit mobil ambulans untuk kegiatan Puskesmas Keliling (Pusling). Tujuh unit dari 15 unit mobil ambulans tersebut sementara dalam pengiriman ke Timika.

Pengadaan mobil ambulans untuk program Pusling itu, katanya, seharusnya dimulai sejak 2015 tapi tidak terlaksana sehingga dana dikembalikan terus ke kas negara sampai 2017. Barulah pada 2018 kegiatan tersebut bisa direalisasikan.

“Kami memberanikan diri untuk merealisasikan pengadaan mobil ambulans demi pelayanan masyarakat dengan catatan kami akan bayar lunas kepada kontraktor pelaksana jika barang sudah kami terima. Kalau belum selesai, kami tidak akan bayar. Jangan sampai gara-gara melanggar aturan, kita semua masuk penjara,” kata Alfred yang beberapa bulan ke depan akan memasuki masa pensiun. (gby)

Administrator Timika Bisnis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *