Timika (timikabisnis) – Plt. Bupati Mimika, Johannes Rettob meresmikan Rumah produksi Kelompok Tani HUT (KTH) Yapareke di Kampung Pomako, Selasa (6/12).
Rumah produksi Yapareke didirikan bekerjasama Dinas Kehutanan Kabupaten Mimika, Yayasan Ekologi Sahul Lestari dengan Bank Papua melalui dana kemitraan CSR.
Kepala Dinas Kehutanan Mimika, Maryana J.E. Hamadi S.HUT.Msi dalam sambutannya mengatakan Dinas Kehutanan selama ini melakukan pembinaan pemberdayaan masyarakat lewat pengembangan hasil hutan bukan kayu.
“Telah terbangun satu rumah produksi kolaborasi bersama CDK, Yayasan Sahul Lestari, dan Bank Papua. Kami sadar bahwa tidak bisa mengerjakan sendiri, jadi kami menggandeng pihak swasta untuk berkolaborasi mendirikan rumah produksi ini” Katanya.
Dinas Kehutanan melakukan pembinaan kepada kelompok-kelompok usaha dari tahun 2014 dengan kelompok binaan di Kampung Kaugapu berupa produk sagu. Di tahun 2020 Dinas Kehutanan meresmikan rumah produksi daun teh dikampung pigapu.
Harapannya bisa disupport dari OPD-OPD untuk pemasaran dan promosi, “Pada pameran UMKM di Eme Neme lalu sudah bekerjasama dengan pihak hotel sehingga saat ini produk UMKM sudah tersedia di hotel-hotel dan supermarket”
Lebih lanjut Maryana menjelaskan Kelompok tani Yapareke sudah mengantongi Surat ijin PRT dan juga punya label jadi bisa dijual di supermarket.
Ditempat yang sama Kepala Bank Papua Cabang Timika, Alesander Iwan, mengatakan Keikutsertaan Bank papua dalam program kolaborasi pembinaan UMKM sebagai bentuk kepedulian Bank Papua terhadap industri kreatif masyarakat.
“Kenapa bank Papua mau ikut binaan CDK, menurut kami industri rumah tangga ini kreatif, unik, sehingga kami support.
Kami berharap produk ini bisa dikenal masyarakat Mimika, Papua dan Papua Barat. Kita mulai bertahap dari hal hal yang kecil” katanya.
Adapun Produk yang dihasilkan kelompok tani Yapareke berupa daun mangrove untuk kesehatan, ada Dodol, Lulur, stik, abon dan lain-lain.
Bank Papua akan terus mendampingi dalam hal pendampingan dan pembinaan, semoga ini menjadi manfaat untuk semuanya.
Sementara itu PLT.Bupati Johannes Rettob dalam sambutannya mengatakan ini peresmian rumah produksi kelompok tani ini merupakan wujud dari mimpi kita untuk meningkatkan ekonomi masyarakat kecil dan menengah.
“Dalam dua bulan terakhir kita terus genjot produk UMKM, sampai saat ini sudah ada 21 Outlet UMKM yang berdiri dengan berbagai macam produk yang dihasilkan diantaranya Kripik Tambelo yang banyak di minati, kemudian olahan buah merah, dan saat ini ada produk olahan Mangrove”.
Yang menjadi kendala selama ini adalah pemasaran, produksi sudah banyak tapi pemasarannya susah, akibatnya produksi menumpuk tidak laku.
Untuk marketing produk UMKM, Plt Bupati menyerahkan kepada Asosiasi Kamar Dagang Indonesia (Kadin) untuk menangani hal tersebut. Tugas Kadin dalam hal marketing karena yang paling susah adalah marketing.
Plt Bupati juga mengingatkan pentingnya mengembangkan hasil alam untuk peningkatan ekonomi masyarakat, “Ini penting karena hasil alam Mimika melimpah, selama ini kita hanya mengharapkan PTFI. Mangrove di Mimika luar biasa, sukunya paling banyak di Indonesia, yang tingginya 50 meter keatas, sehingga bisa digunakan untuk menghasilkan produk bernilai tinggi”
John Rettob juga menekankan pentingnya pelatihan bagi pelaku usaha, pengurusan ijin usaha, dan juga kemasan yang baik bagi produk UMKM. Pemerintah tidak bisa kerja sendiri, harus kolaborasi dengan pihak swasta.
Tahun depan pemerintah mencanangkan UMKM dibidang persampahan, untuk mengatasi masalah sampah di Mimika perlu ada UMKM untuk mengelola sampah, menjadikan limbah sampah untuk menghasilkan produk bernilai tinggi.
Dari pantauan wartawan yang hadir Kegiatan ini dihadiri Forkopimda , kepala-kepala OPD, Kadin Mimika, dan pelaku UMKM lain.
Acara dilanjutkan dengan pengguntingan pita dan penyerahan kunci kepada Kepala rumah produksi kelompok tani Yapareko ibu Maria Pedes. (tim)