Rombongan Komisi B foto bersama dengan Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Mimika, Winny Matulessy dan pelaku usaha Keripik , Jumat (18/2/2022)/Foto : istimewa
TIMIKA, (timikabisnis.com) – Dalam kegiatan Hearing pada Jumat (18/3/2022), Komisi B DPRD Mimika mengimbau kepada Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Mimika diimbau untuk bisa terus memaksimalkan pengembangan dan pembinaan dari para pelaku usaha di Timika.
Dalam rangka pengembangan para pelaku usaha dan produk UKM, maka bukan saja didukung dengan bantuan anggaran maupun pengadaan sarana, namun juga pembinaan serta memastikan produk hasil binaan bisa tersalurkan ke konsumen.
Imbauan kepada Dinas Koperasi dan UKM tersebut diungkapkan Ketua Komisi B DPRD Mimika, Rizal Pata’dan saat mengunjungi lokasi pengolahan keripik keladi binaan dinas di Jalan Budi Utomo Ujung, Jumat (18/03/2022).
Rizal mengatakan pihaknya datang untuk melihat kegiatan langsung para pelaku usaha yang merupakan binaan dari Dinas Koperasi dan UKM. Dinas Koperasi dan UKM yang bermitra dengan Komisi B ini kata Rizal sudah mempunyai kantor dinas yang bagus, namun juga harus melakukan kegiatan yang betul-betul bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi di bidang ekonomi, 75 persen masyarakat ini didukung oleh bidang UMKM. Ke depan betul-betul kita melihat ada kegiatan yang betul-betul bisa mengembangkan sektor UMKM. Kami bangga juga jika dinas koperasi ini berhasil melaksanakan program kerjanya kepada masyarakat.
Ia harapkan dinas teknis bisa terus berkomunikasi dengan Komisi B untuk usulan anggaran bagi program kerjanya. Ke depan saya harap dorong ke kita, kalau perlu undang kita presentasikan program kerja, kalau ini untuk kepentingan masyarakat, saya siap “banting meja” perjuangkan program dinas.
Jika anggaran 100 persen, ia harap bisa 50 persen untuk kegiatan kepada masyarakat dan 50 persen untuk kegiatan rutin di kantor. Saya mau lihat ke depan, contohnya pengolahan keripik, pisang, sagu, kita ini daerah industri, jika ada orang luar datang ke sini, bisa bawa oleh-oleh khas dari Timika. Termasuk pengolahan coklat, ini bisa jadi oleh-oleh Timika.
“Jangan kantor yang megah, tapi tidak dibarengi dengan program nyata untuk masyarakat di bidang UMKM. Kita malu jika program tidak bisa turun untuk masyarakat. Setelah ini, kita tetap mau Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Koperasi,” jelasnya.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan dari dinas juga harus meluaskan pangsa pasar untuk menawarkan produk UKM. Ia harap OPD-OPD ini harus komunikasi, jangan jalan sendiri-sendiri, harus didukung lintas sektor dan harus bersinergi bersama-sama.
Hal ini ia katakan tegas Rizal, sebab selama menjadi mitra dinas ini selama dua tahun, pihaknya belum melihat adanya kinerja mereka yang bermanfaat paling banyak untuk pelaku usaha. Seperti pada usaha keripik keladi ini kata dia, dari sisi lokasi sebenarnya belum dikatakan layak, harus disupport supaya betul-betul kelihatan ada kontribusi pemerintah di dalam lewat Dinas Koperasi karena sudah membawa nama pemerintah.
Selanjutnya agar apa yang telah dipantau dalam kunjungan kerja oleh Komisi B ini bisa diperjelas lagi, maka setelah ini akan dilakukan RDP dengan OPD-OPD mitra.
“Kita mau RDP OPD gabungan yang menjadi mitra Komisi B,” ujarnya.
Senada dengan hal itu, Anggota Komisi B lainya, Anthon Pali menyarankan juga untuk dinas teknis dapat terus melakukan dukunganya bagi pengembangan para pelaku UKM. Penyediaan bahan dasar untuk membuat keripik keladi juga kata dia harus dipikirkan oleh pemerintah.
“Untuk bahan dasar yakni keladi. Dinas harus komunikasi dengan dinas teknis lainya seperti Dinas Tanaman Pangan, komunikasi ini penting agar bahan baku tidak susah, dan pelaku usaha binaan dinas ini bisa lebih berkembang lagi,”akunya.
Bahkan sebagai ketua kelompok tani, Anthon mengungkapkan jika dinas teknis juga membawa nama satu lembaga dan ia harapkan tidak anti kritik. Berdasarkan aspirasi dari masyarakat kata dia yang diteruskan oleh dewan kepada dinas teknis, baik positir maupun negatif adalah untuk kemajuan masyarakat.
Anggota Komisi B lainya, Tanzil Asharie menekankan jika ada bantuan dari dinas baik alat maupun lainya dipasang papan nama juga agar diketahui oleh publik. Program yang sudah baik dilakukan ini sebutnya, ia harapkan bisa terus dilakukan agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Debora selaku pelaku usaha Keripik keladi Jeitha mengatakan ia memulai usaha rumahanya ini dari tahun 2018. Mulai usaha dari 1997, dulu masih jual terbatas. Mulai 2016 ke toko-toko, rumah makan dan swalayan. Produknya juga dibuat sepekan sekali, kalau kosong baru setiap hari dibuat.
Ia memesan keladi dari Manado karena susah kalau bahan dari lokal. Saya harap Dilayani juga secara online. Bantuan alat dari Dinas Koperasi. Omset Rp 10 juta per bulan. Jika mendekati Desember baru sampai Rp 20 juta. Banyak dipasarkan juga ke online. didorong untuk buat perkebunan keladi. (opa)