TIMIKA, (timikabisnis.com) – Bupati Kabupaten Mimika – Papua Tengah, Johannes Rettob, S.Sos, MM menyampaikan ucapan dukacita yang mendalam atas insiden yang terjadi di Distrik Alama, Kabupaten Mimika – Papua Tengah pada Senin (5/8/2024) lalu sehingga menyebabkan Pilot Helikopter asal Selandia Baru, Kapten Glen Malcolm Conning meninggal dunia.
“Atas nama pemerintah Kabupaten Mimika kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kapten Pilot Helikopter asal Selandiabaru, Kapten Glen Malcolm Conning yang mengalami musibah di Distrik Alama pada beberapa waktu lalu,”ungkap Bupati Mimika, Johannes Rettob melalui voicenote yang diterima timikabisnis.com, pada Selasa (7/8/2024)
Ia mengatakan, Pemerintah sangat prihatin dengan kejadian ini, dan kita harapkan agar kejadian seperti ini tidak terjadi dan terulang kembali.
“Kami sedih atas situasi yang terjadi. Tapi saya berharap kepada masyarakat semua harap tetap tenang tidak terprovokasi oleh situasi siatuasi yang terjadi,” ungkapnya.
Dikatakan Jhon Rettob bahwa, Helikopter Intan Angkasa digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Kesehatan untuk mengakut tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Alama dan mengantar kembali petugas petugas yang kembali ke Timika.
“Pelaksanaan proses shif Nakes yang bertugas di pedalaman dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan program seperti ini berlaku setiap satu bulan sekali (ada pertukaran tenaga Nakes),” jelasnya.
Sementara kejadian yang menimpa Pilot Helikopter asal Selandia Baru, Kapten Glen Malcolm Conning dan beberapa Nakes yang tumpangi Helikopter tersebut sebanyak 4 orang dengan satu anak dari salahsatu Nakes tersebut.
“Saya sampaikan kepada semua masyarakat bahwa petugas Nakes yang bertugas di Alama semua dalam keadaan baik. Dan pasca kejadian tersebut Mereka (Nakes) di evakuasi ke Timika. Jadi semua tenang dan diharapkan untuk tidak terprovokasi dengan situasi ini,” sebutnya.
Atas nama Pemerintah, Kata Bupati John Rettob, Kami mohon maaf atas kejadian ini karena sempat menimbulkan ketidaktahuan, kegelisahan oleh keluarga di Timika.
“Selama ini memang kita melakukan pergantian pergantian shift tersebut karena terbentur oleh beberapa fasilitas sehingga mereka (Nakes) tidak bisa tinggal terus di Alama selama berbulan bulan,” terangnya.
Normalnya, Lanjut Dia, Memang petugas yang ditugaskan di satu tempat harus menetap tapi karena situasi dan kondisi sehingga Dinkes mengambil dengan pola shift. “Dan ini bukan hanya terjadi di Distrik Alama saja tetapi sama juga di beberapa Puskesmas di Pedalaman,” sebutnya.
Kata Dia, Jadi, untuk pelayanan di Puskesmas Alama untuk sementara ini terbatas dengan tenaga Nakes.
“Kami akan menyampaikan kemudian, bahwa apakah pelayanan pelayanan kesehatan di sana (Alama) akan terus seperti begini atau tidak, nanti kami akan menunggu informasi dari pihak keamanan,”ungkapnya.
Kendati demikian ia mengatakan, Masyarakat di Distrik Alama sangat mendukung dan mengharapkan pelayanan kesehatan ini berjalan dengan baik, dan masyarakat sangat simpati dengan kehadiran tenaga tenaga Nakes di Alama sehingga selalu berkoordinasi dengan baik selama pelayanan tenaga medis ini dilaksanakan di Alama. (*Anis)