“Jembatan yang kami bangun ini sifatnya darurat agar kendaraan bisa melintas ke seberang untuk membawa material pasir. Kami akan bangun lagi satu jembatan permanen di bagian depan berukuran 8 meter x 4 meter dan menimbun jalan sepanjang satu kilometer. Setelah jembatan kedua rampung dan jalan sudah ditimbun, kami akan lanjutkan pekerjaan jembatan pertama konstruksi permanen berukuran 8 x 7,5 meter”
Timika (timikabisnis.com) – Para prajurit TNI bersama puluhan warga Kampung Mandiri Jaya, Distrik Wania, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua bergotong-royong membangun jembatan di sebuah kali kecil agar memudahkan warga untuk melintas, Senin.
Pasiter Kodim 1710/Mimika Kapten Inf Ahmad Zaeni di Timika, Senin, mengatakan pembangunan jembatan tersebut merupakan salah satu sasaran utama kegiatan fisik Tentara Manunggal Masuk Desa/TMMD ke-105 yang dilaksanakan jajaran Kodim 1710 Mimika bertempat di Kampung Mandiri Jaya.
“Jembatan yang kami bangun ini sifatnya darurat agar kendaraan bisa melintas ke seberang untuk membawa material pasir. Kami akan bangun lagi satu jembatan permanen di bagian depan berukuran 8 meter x 4 meter dan menimbun jalan sepanjang satu kilometer. Setelah jembatan kedua rampung dan jalan sudah ditimbun, kami akan lanjutkan pekerjaan jembatan pertama konstruksi permanen berukuran 8 x 7,5 meter,” jelas Kapten Zaeni.
Ia mengakui antuasiasme warga Mandiri Jaya untuk membantu prajurit TNI membangun fasilitas dan infrastruktur di kampung mereka sangat tinggi.
“Sangat bagus, masyarakat di sini sangat mendukung. Kami kerja sama-sama mulai dari angkat batu, aduk campuran semen dan pasir, pasang batu, dan setelah itu kami makan bersama. Suasananya akrab sekali,” tutur Kapten Zaeni.
Selain penimbunan jalan dan pembangunan jembatan, kegiatan fisik lainnya berupa pembangunan tiga unit MCK pada tiga RT di Kampung Mandiri Jaya.
Pekerjaan MCK tersebut sudah sekitar 75 persen lantaran telah dimulai sejak prakegiatan TMMD yang baru dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang pada 10 Juli lalu.
Kapten Zaini mengatakan prajurit TNI yang terlibat dalam kegiatan TMMD di Kampung Mandiri Jaya sebanyak 100-an personel berasal dari Kodim 1710 Mimika, Detasemen Kaveleri Timika dan Batalyon 754 Eme Neme Kangasi/Kostrad.
Adapun sasaran non fisik berupa penyuluhan pertanian, lingkungan hidup akan digelar mulai Selasa (16/7) dan akan berlanjut dengan penyuluhan kesehatan, pendidikan, narkoba dan bela negara.
Warga Mandiri Jaya menyambut positif kegiatan TMMD di kampung mereka dan berharap kegiatan tersebut membantu warga menata lingkungan dan infrastruktur dasar agar warga bisa hidup layak dan sehat serta terbantu perekonomiannya.
“Semua warga di kampung baik pemuda, tokoh masyarakat dan aparat kampung sama-sama bantu kerja jembatan dengan bapak-bapak tentara. Kami angkat batu, campur semen, angkut pasir dari truk. Kami senang karena semua ini untuk kemajuan kampung kami,” kata Pinus Weya, salah satu warga Mandiri Jaya.
Pinus yang sebelumnya bermukim di Kabupaten Intan Jaya itu mengatakan warga di Mandiri Jaya seluruhnya merupakan penduduk asli Papua dari Suku Nduga dan Moni.
Sebagian dari 150-an Kepala Keluarga di Mandiri Jaya dulu bermukim di Kwamki Lama, namun mereka memutuskan keluar dari Kwamki Lama dan mencari lokasi pemukiman baru lantaran trauma dengan berbagai kejahatan di Kwamki Lama seperti perang antarsuku dan antarmarga, pembunuhan, mabuk-mabukan dan lainnya.
“Kami di sini dilarang keras minum mabuk, apalagi kalau sampai baku bunuh maka risikonya diusir dari kampung. Kami tidak mau seperti itu, kami mau hidup tenang, tidak ada masalah segala macam,” kata Pinus.
Warga Mandiri Jaya, katanya, membutuhkan adanya pelayanan kesehatan rutin di kampung mereka mengingat jarak dari Kampung Mandiri Jaya ke Puskesmas Wania dan RSUD Mimika cukup jauh.
Selain itu, masih banyak keluarga di Mandiri Jaya yang belum memiliki rumah tinggal sendiri dan bergabung tinggal dalam serumah dengan kerabat mereka.
“Banyak masyarakat yang belum punya rumah. Satu rumah bisa tampung beberapa keluarga. Tolong pemerintah bantu membangunkan kami perumahan sebab selama ini kami bangun rumah sendiri tanpa ada bantuan dari pemerintah,” kata Pinus. (gby)