TIMIKA,(timikabisnis.com) – Dampak dari penyebaran Covid-19 yang secara global dan telah menjadi bencana nasional bukan hanya berimbas dampak ekonomi secara internasional atau nasional, namun dampak dari virus mematikan ini termasuk dialami oleh seluruh masyarakat di kabupaten Mimika, Propinsi Papua. Dengan kondisi yang semakin meresahkan penyebaran wabah C ovid-19 yang terus mengalami tren kenaikan yang begitu signifikan, sehingga pemerintah propinsi dan kabupaten Mimika mengambil langkah langkah pencegahan dengan membentuk tim yang bertanggungjawab untuk menangani wabah ini dengan membentuk “Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan” yang disingkat TGTPP Covid-19 propinsi Papua dan kabupaten Mimika. Salah satu tugas dari TGTP ini adalah untuk bergerak cepat untuk menangani penyebaran virus dan sekaligus memutuskan mata rantai penularan. Namun dampak dari pemberlakuakn pembatasan aktifitas sosial dan pembatasan penerbangan transportasi udara dam laut untuk penumpang dihentikan kecuali cargo.
Hal lain yang saat ini membuat warga Mimika mengalami dampak ekonomi yang mengharuskan jam aktifitas perekonomian hanya dibuka sejak pukul 06.00 wit hingga pukul 14.00 wit, diluar jam tersebut semua perkantoran diliburkaan termasuk ASN juga diliburkan, swalayan, pasar, toko, kios, warung warung dan seluruh kegiatan aktifitas perekonomian tak boleh dilakukan. Tentu dengan pemberlakuan pembatasan aktifitas sosial atau harus tetap dirumah, maka sudah pasti perputaran ekonomi atau pendapatan dan penghasilan baik secara skala besar maupun kecil mengalami dampak dengan turun drastinya pendapatan. Memang bukan alasan bagi siapa saja dengan dampak Covid-19 sangat terasa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terlebih orang dengan berpenghasilan menengah kebawah semakin terjepit.
Belum lagi dengan kebutuhan hidup sehari hari untuk menghidupi keluarga betul betul berada dalam titik krisis, dan dipastikan kalau kondisi pembatasan ini terus berlanjut dalam waktu lama maka dipastikan akan terjadi gejolak ekonomi. Melihat kondisi Mimika saat ini dan terpanggil untuk sama sama meringankan beban hidup, berbagai kelompok, komunitas, lembaga lembaga pemerintah, bahkan pribadi atau perorangan coba menyisihkan hartanya untuk berbagai kegiatan berbgai kasih , sembako, masker, Alat Pelindung Diri (APD) , Sembako dan lain sebagainya tergerak untuk berbagi. Berbagi dengan warga, baik yang datang kerumah warga yang membutuhkan atau ke lokasi keramaian atau dimana pasien pasien yang terduga terkontaminasi Covid-19 turut mendapatkan perhatian.
Salah satu komunitas di Timika, yaitu Komunitas Roda Dua didukung dengan salah satu anggota DPRD Mimika, Tanzil Azharie,SE dengan melibatkan sejumlah wartawan Timika menggelar kegiatan berbagi snack, bubur kacang hijau, dan minuman penghangat (Sarabba), pada Sabtu (11/4) membagikan secara gratis kepad ratusan warga yang digelar di Jalan Yos Sudarso, Timika, Papua. (husyen abdillah opa)
FOTO – FOTO ESSAY : PEWARTA FOTO : HUSYEN ABDILLAH OPA (PFI TIMIKA)
Sejumlah anggota Komunitas Roda Dua Timika sedang mempersiapkan bubur kacang hijau yang diletakkan di salah satu Vespa atau Scuter untuk dibagikan ke warga yang akan melintas di seputaran Jalan Yos Sudarso. Dibantu dengan sejumlah wartawan mereka mempersiapkan segala sesuatunya untuk memperlancar kegiatan.
Salah satu syarat bagi warga untuk mendapatkan snack dan makanan gratis dari panitia yaitu dengan wajib mencuci tangan dengan sabun yang tersedia disekitar lokasi. Ajakan cuci tangan ini juga bagian dari edukasi bagi warga yang masih belum paham manfaat dari cuci tangan dengan sabun sebagai langkah pencegahan penularan covid-19. Seorang ibu dengan sabar mencuci tangan dengan sabun, ibu ini mampir untuk mendapatkan snack setelah pulan berjualan dari Eks Pasar Swadaya Timika.
Koordinator Kegiatan yang juga anggota DPRD Mimika, Tanzil Azharie bersama Ketua Komunitas Roda Dua Timika, Aiptu Lalu Hiskam, melayani warga yang antre untuk mendapatkan snack, bubur kacang hijau, Minuman Sarabba dan Air mineral. Mereka tanpa pamrih dan ikhlas demi membantu meringankan beban masyarakat kecil. Warga yang mengantre sebagian merupakan tukang ojek dan pedagang kaki lima serta ibu rumah tangga. Tanzil Azharie mengakaui barang yang dibagikan gratis ini dikumpulkan dari pada pedagang yang tidak laku dan kami kumpulkan. Lalu dengan Inisiatif membagi snack kepada warga berasal dari pribadinya yang merasa prihatin terhadap kondisi masyarakat Mimika, sejak pemerintah mengeluarkan instruksi terkait pembatasan aktifitas, tentunya berdampak pada pendapatan. Karena itu, saya mengajak kepada semua lapisan masyarakat untuk mari sama sama kita lawan virus Cocid-19 ini.
Warga yang kebanyak buruh harian, tukang ojek dan Ibu Rumah Tangga menyerbu hidangan Bubur Kacang Hijau, dan Snack yang dibagikan secara gratis. Sebagian warga mengaku dengan adanya pembagian makanan gratis ini khususnya kacang hijau dapat mengurangi biaya bila di beli di warung atau di pedagang.
Salah seorang Ibu Orang Asli Papua menerima pembagian Snack, Bubur kacang hijau dan air mineral dari Koordintaor kegiatan Tanzil Azharie. Panitia berharap dengan adanya pembagian ala kadarnya mampu memberikan pasokan gizi khususnya bagi Ibu ibu lanjut usia.
Anggota Komunitas Roda Dua Timika dengan sabar melayani warga yang jumlahnya cukup banyak diluar yang diperkirakan. Hanya dengan waktu satu jam , hidangan yang disiapkan panitia ludes diserbu warga. Kebanyakan warga meminta kepada panitia untuk kegiatan seperti ini secara kontinyu dilakukan, mereka mengaku saat ini dalam kondisi prihatin karena tidak bisa mendapatkan pendapatan tambahan karena adanya pembatasan akftifitas sosial.
Salah seorang Ibu Rumah Tangga sengaja datang untuk mendapatkan Bubur Kacang Hijau dan Kue untuk dibawah ke rumah. Ibu ini mengaku sengaja datang dari lokasi yang agak sedikit jauh dari lokasi kegiatan. Dirinya mengaku, dengan asupan bubur kacang hijau untuk dirinya dan anggota keluarganya paling tidak bisa mengurangi pengeluaran biaya kebutuhan keluarga.
Dengan raut wajah tersenyum dari salah seorang warga yang sengaja datang antre untuk mendapatkan snack dan makanan gratis menggambarkan betapa terbantunya dengan adanya kegiatan ini. Warga tersebut berprofesi sebagai tukang ojek yang biasa mangkal di sekitar Eks Pasar Lama. Ia mengaku kalau biasanya dalam kondisi normal sebelum wabah Covid-19, sebelum melakukan aktifitas ia sarapan dengan snack kopi di salah satu kios dengan membayar uang secukupnya, namun dengan kegiatan pembagian gratis seperti ini mampu mengurangi biaya karena juga kondisi saat ini tidak memungkinkan.