MIMIKA, (timikabisnis.com)– Sub-Sub Receipient (SSR) Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) wilayah paroki St. Stefanus Sempan, Timika menggelar pelatihan tokoh kunci upaya percepatan eliminasi malaria dan pembentukan forum kerja eliminasi malaria tingkat kampung, Selasa (26/8/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Aula kantor Distrik Wania ini dihadiri oleh pihak Pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, Kepala Distrik Wania, tokoh perempuan, tokoh pemuda, Aparat kampung, para kader malaria, kepala kampung dan para tenaga medis dari puskesmas.
Acara dibuka oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Frans Kambu ditandai dengan pemukulan Tifa.
Dalam sambutannya mewakili Bupati Mimika, Frans Kambu mengatakan bahwa malaria masih menjadi ancaman nyata di Kabupaten Mimika maupun di tanah Papua pada umumnya.
Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat tetapi juga menurunkan produktivitas, menghambat pendidikan dan menghambat pembangunan di tingkat kampung maupun daerah.
Menurutnya, eliminasi malaria adalah tugas bersama yang tidak hanya dibebankan pada tenaga kesehatan tetapi harus melibatkan seluruh komponen masyarakat.
” Kegiatan hari ini punya makna yang sangat penting, sebab tokoh kunci di tingkat kampung merupakan motor penggerak perubahan. Tokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan maupun tokoh pemuda adalah orang-orang yang sangat dekat dengan masyarakat yang mampu memberikan pengaruh dan edukasi,” ucap Frans.
Dirinya pun berharap agar tercipta sinergi yang kuat antara pemerintah, gereja dan masyarakat juga komitmen bersama untuk mengubah pola perilaku masyarakat, menjaga kebersihan lingkungan sehingga eliminasi malaria bukan hanya sekedar slogan tetapi menjadi gerakan nyata di setiap kampung.
” Mari kita satukan langkah bulatkan tekad bekerja sama demi terwujudnya kampung sehat, masyarakat kuat dan Mimika bebas malaria di tahun-tahun mendatang,” harapnya.
Sementara itu Manager Program SSR Paroki St. Stefanus Sempan, Moriyana Hungan mengatakan bahwa tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk menghimbau dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam berbagai kegiatan pencegahan dan pengendalian malaria di tingkat kampung.
Ia menyebut jumlah kader juru malaria yang aktif per Februari hingga Juli 2025 sebanyak 111 kader malaria yang tersebar di enam wilayah kerja puskesmas.
Enam wilayah kerja puskesmas ini,ucap Moriyana, tiga diantaranya di wilayah kota yakni Puskesmas Timika, Timika Jaya dan Wania. Sementara tiga puskesmas lainnya berada di wilayah pesisir yakni Puskesmas Tapormai, Potowaiburu dan Agimuga.
Adapun tugas dari para kader malaria ini, kata Moriyana adalah melakukan penemuan, pemeriksaan malaria kepada warga di wilayah kerja kader serta melakukan kunjungan rumah dan PMO kepada warga yang positif malaria dan dalam proses minum obat malaria.
” Kami juga punya tim Relawan Eliminasi Malaria (REM) yang akan bekerja sama dengan kader untuk melakukan penyuluhan, pencegahan malaria dan lain sebagainya,” ucap Moriyana.
Dengan demikian Dirinya pun berharap agar kegiatan ini dapat menghasilkan forum kerja kelompok malaria dalam upaya percepatan malaria di wilayah masing-masing.
” Semoga dengan kegiatan ini setiap kampung dapat terbentuk kelompok forum kerja kelompok malaria sehingga upaya percepatan eliminasi malaria dapat terwujud,” pungkasnya. (Lyddia Bahy).