Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob, S. Sos, M. Si
/Foto : dok
Timika, (timikabisnis.com) – Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob, S. Sos, M.Si, usai menghadiri sosialisasi dan advokasi pencegahan stunting malaria yang digelar dinas kesehatan bersama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Mimika Wakil bupati mengatakan sejauh ini telah memantau perkembangan penanganan kasus malaria di kabupaten mimika.
Ia mengatakan penyakit malaria Tingkat tertinggi se indonesia ke 3 terdapat di kabupaten Mimika, dengan Data penyakit malaria sebesar 30 %.
“Mimika dari kasus dan data pertahun, pendataan dari puskesmas – puskesmas dan rumah sakit , dimana data pasien malaria ini terjadi ber ulang-ulang dan dengan orang yang sama juga. Malah, semakin banyak terjadi malaria seperti sebuah penyakit musiman setelah redanya hujan karena adanya air yang air tergenang dan tertumpuknya barang bekas, “katanya.
Menurut Wabup Jhon Rettob, penyakit malaria ini kasusnya banyak tapi ia berulang-ulang di mana hal ini terjadi juga karena masih kurangnya kesadaran pasien penyakit malaria yang tidak menghabiskan obat malaria sampai tuntas dan tidak teratur.
“Malaria itu harus melakukan pengobatan karena penyakit malaria itu tidak kunjung selesai , dan ada pula yang pasrah dan tidak mau mengobati sakitnya ini, ” katanya.
Masih kata Jhon Retton, penyakit malaria ini harus menjadi tugas kita semua punya serta juga menjadi kesadaran sebagai warga masyarakat yang mau hidup sehat .
“Kita harus mencari tahu dan mencegah penyakit dan tahu sumber malaria ada dimana. Kita pun harus tau sumber malaria Bukan nanti setelah pengobatannya tapi bagaimana kita mencari solusi penanganan penyakit malaria,”ungkapnya.
Secara nasional terdata 30 persen kasus malaria masih tinggi di Mimika, yang terbanyak bukan kasus baru. Namun karena relaps atau kambuh kembali akibat rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan mengkonsumsi obat malaria hingga tuntas.
Ia mengatakan nomor dua Daerah tertinggi malaria di Indonesia adalah kabupaten Riau
Namun akhir Tahun ini angka penurunan sakit malarianya Turun dari 1 Tahun dengan mengalami perubahan sekitar 1 % dalam 1 Tahun , saya rasa kabupaten Riau berhasil,”ujarnya.
Dikatakan, Mimkms Mimika pasti bisa hanya saja bagaimana kita serius menangani penyakit malaria ini , secara bersama-sama dimana kita tidak bisa menyerahkan ke Dinas kesehatan atau kita serahkan ke puskesmas dan Rumah sakit saja. Semua instansi terkait harus duduk bersama membuat program dan membahas serius pencegahan serta menekan berpopulasinya bibit malaria, yah, mungkin kita bisa membuat RAD agar dapat menyelesaikan masalah penyakit malaria di kabupaten Mimika, “saran Wabup.
Wabup berharap Mimika minimal punya target ini dapat kita tuangkan dalam RPJMD untuk bisa menekan tingginya angka penyakit malaria dari 30% menjadi 20% dan saya yakin pasti bisa hanya saja di butuhkan kolaborasi dan kerjasama dari semua pihak pemerintah sampai kampung serta warga masyarakat yang ada di kabupaten Mimika. (opa)