MIMIKA, (timikabisnis.com)- Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Mimika menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Mimika, Rabu (4/6/2025).
Dari RDP yang dilakukan ada beberapa poin yang menjadi inti dari pembahasan tersebut diantaranya harga babi yang cukup mahal belakangan ini.
Hal ini tentunya berdampak pada inflasi yang cukup tinggi di Papua Tengah, khususnya di Kabupaten Mimika.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Mimika, Sabelina mengatakan pertemuan yang dilakukan bersama komisi II hasilnya cukup bagus dimana berbagai masukan serta upaya pemerintah dan legislatif yang berkolaborasi dalam menurunkan harga babi di Mimika.
Seperti yang kita ketahui, kata Sabelina, masalah harga babi mulai dari harga daging sampai anak babi yang mahal mengakibatkan harga di pasaran turut naik.
” Pemotong menjualnya di pasar mahal, mereka bilang dari peternak yang mahal. Peternak bilang mahal karena anak babi yang mahal. Ini menjadi persoalan yang harus diputus mata rantainya,” ucapnya usai rapat.
Oleh karena itu, upaya yang dilakukan salah satunya dengan mendatangkan anak babi dari luar. Padahal kalau dilihat di lapangan anak babi sudah mulai banyak dan para peternak pun sudah mulai recovery dan mulai pembibitan.
” Ya, nanti kita berharap masyarakat juga bisa memahami bahwa semua harga harus turun. Jika tidak turun maka harga tetap melambung dan inflasi tetap tinggi,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sebetulnya ada upaya dari dinas dalam melakukan penguatan usaha seperti bantuan pakan dan bantuan kandang.
Walaupun jumlahnya terbatas namun pada anggaran tahun kemarin dan tahun ini tetap diupayakan terus, ujarnya.
” Kedepannya kami akan melakukan pendekatan dan sosialisasi agar para peternak dan pedagang babi yang menjualnya bisa menurunkannya sehingga masyarakat mampu membeli daging babi tersebut dan tidak ada inflasi lagi,” kata Sabelina.
Sekretaris Komisi II DPRK Mimika, Adrian Andhika Thie menjelaskan pihaknya telah mendengar beberapa program-program yang dilaksanakan oleh Disnakeswan mulai dari pengembangan, dan pengadaan bibit babi untuk menekan harga daging babi.
“Kita cari solusi bersama sama dengan pemerintah, kami siap untuk mengawasi dan mensupport apa yang bisa kami lakukan untuk program ini, dimana dulu Timika menjadi swasembada babi, kita bisa kembalikan itu,” ungkapnya.
Ketua Komisi II DPRK Mimika, Dolfin Beanal menuturkan dari Dewan siap mensupport program Dinas Peternakan guna menurunkan harga daging babi.
“Kita siap support dari dewan untuk membantu penambahan fasilitas kandang, indukan babi, agar dari situ harga bisa lebih murah” ujarnya.
Anggota Komisi II berharap ada terobosan atau program yang bisa menjawab kebutuhan bibit dan induk agar harga daging babi bisa diturunkan.
Untuk diketahui harga daging babi dipasaran yang dulunya perkilo Rp 90.000 kini sudah mencapai Rp 190.000 /kg bahkan capai harga Rp 200.000 perkilo. Sedangkan untuk anakan babi Rp.4.000.000/ekor. (don)