“Sudah dua minggu berjalan ini tidak ada lagi pemadaman listrik, bahkan daya yang tersedia di PLN Timika sekarang ini surplus”
Timika (timikabisnis.com) – Manajemen PT PLN (Persero) Area Timika, Papua menjamin tidak akan ada lagi pemadaman listrik bergilir di wilayah itu menyusul telah beroperasinya seluruh mesin pembangkit disel yang disewa dari sejumlah perusahaan.
Manajer UP3 PLN Area Timika Hotman Ambarita di Timika, Minggu, mengatakan sejak 16 April 2019 pukul 21.50 WIT hingga sekarang tidak ada lagi pemadaman listrik di Kota Timika.
Padahal sebelumnya, setiap hari dari pagi hingga malam selalu terjadi pemadaman listrik di Timika lantaran PLN setempat mengalami defisit daya lebih dari 5 megawatt.
“Sudah dua minggu berjalan ini tidak ada lagi pemadaman listrik, bahkan daya yang tersedia di PLN Timika sekarang ini surplus,” kata Hotman.
Menurut dia, daya listrik yang tersedia di PLN Timika sekarang ini sekitar 30 megawatt. Adapun beban puncak pada malam hari mulai pukul 18.00 hingga pukul 22.00 WIT ditaksir maksimal sekitar 25-26 megawatt.
Saat terjadi defisit daya listrik di Timika beberapa waktu lalu, PLN setempat mendatangkan enam unit pembangkit diesel sewa dari perusahaan Aggreko berkapasitas 6 megawatt. Mesin tersebut didatangkan dari Nusa Tenggara Barat dan hanya butuh waktu 18 hari tiba di Timika dan langsung dioperasikan.
“Perusahaan Aggreko ini sangat profesional karena setelah mesin-mesin mereka tiba di Timika hanya dua hari sudah bisa langsung dioperasikan. Mesinnya semua sudah dalam bentuk konteiner. Sebelum mesin tiba, kabel-kabel sudah disiapkan semua sehingga begitu mesin masuk langsung diinstal ke sistem PLN Timika,” jelas Hotman.
Pemasangan mesin pembangkit diesel Aggreko berkapasitas 6 megawatt tersebut sedikit mengalami kendala lantaran PLN Timika kesulitan mendapatkan peralatan crane seberat 50 ton untuk mengangkat peralatan trafo dalam satu konteiner berkapasitas 34 ton.
Adapun delapan unit mesin pembangkit yang didatangkan PLN Timika dari Jakarta berkapasitas 3 megawatt juga telah beroperasi.
Hotman mengatakan kelangkaan daya listrik di Timika baru-baru ini sebetulnya imbas dari situasi dan kondisi yang terjadi sejak November-Desember 2018.
“Waktu bulan November 2018 itu sudah mulai ada pemadaman listrik di Timika karena alasan BBM terlambat. Kemudian memasuki Desember 2018, satu persatu mesin-mesin kita mulai rontok. Kondisi itu terus terjadi sampai Januari-Februari saat saya ditugaskan menjadi Manajer PLN Timika,” jelas Hotman.
Akibat pemadaman listrik yang kerap terjadi di Timika itu, Hotman Ambarita didatangi pendemo mahasiswa dan alumni STIE Jambatan Bulan Timika dan memintanya untuk turun dari jabatan sebagai Manajer PLN Timika.
“Saat pertemuan di DPRD Mimika, rekan-rekan mahasiswa dan alumni STIE meminta saya turun dari jabatan. Ini bukan soal mau kasih naik turun pejabat, tapi mari kita mencari solusi bersama-sama bagaimana mengatasi pemadaman listrik. Waktu itu saya menjanjikan bahwa pemadaman listrik di Timika tidak akan berlangsung sampai akhir April. Ternyata janji itu bisa saya tepati. Saya sudah menyuruh staf untuk menyampaikan ke STIE Jambatan Bulan bahwa kita di Timika tidak akan ada lagi pemadaman listrik,” jelasnya.
Menyusul pulihnya kembali kondisi seluruh pembangkit diesel PLN Timika, pihak PLN setempat telah memasukan kembali ke dalam sistem PLN sebanyak 13 pelanggan besar dengan konsumsi listrik terbesar di Kota Timika.
Para pelanggan besar PLN Timika itu sempat dikeluarkan dari sistem PLN saat terjadi krisis listrik beberapa waktu lalu agar alokasi listrik untuk melayani mereka dialihkan untuk pelayanan listrik di sekolah-sekolah yang menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). (gby)