Pemkab Mimika Diminta Beri Kelonggaran Untuk Warga Beribadah

Sekretaris Komisi C DPRD Mimika, Saleh Alhamid / Foto : husyen abdillah opa

 

TIMIKA, (timikabisnis.com) – Sekretaris Komisi C DPRD Mimika, Saleh Alhamid meminta adanya kebijakan serta kelonggaran dari Pemerintah kabupaten Mimika dalam hal ini Bupati Mimika kepada seluruh warga kabupaten Mimika untuk melaksanakan ibadah bagi masing masing agama.

“Saya minta kepada Bupati Mimika agar memberikan kelonggaran total kepada seluruh umat beragama di Mimika untuk melaksanakan ibadah masing masing seperti masjid, gereja dan Pura serta rumah peribadatan agama lainnya. Covid-19 sudah ada protak yang dikeluarkan oleh WHO, yaitu yang terkena Corona harus pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan lain sebagainya. Saya kira ini sudah cukup dalam rangka pencegahan penyebaran virus Corona ini, “tegas Saleh Alhamid kepada wartawan di kantor DPRD Mimika, Selasa (10/6).

Saleh mengakui, bahwa kita lihat  selama di ini negara negara besar sudah menyerukan agar warganya kembali beribadah ketempat ibadah masing masing, lalu kenapa di Timika ini tidak diberlakukan.

“Seperti Amerika, presidennya sudah mengajak warganya untuk kembali ke rumah beribadah masing masing. Kita ini lagi perang melawan wabah, yang virusnya tidak kita rasa, tidak kita dengar dan tidak pula bisa dicium baunya, satu satunya jalan hanya orang yang bertuhan untuk kembali  berdoa agar Tuhan  melenyapkan semua virus Corona ini. Karena saya melihat, manusia ini sudah mengambil tugas Tuhan,”seru Saleh.

Saleh mengakui semestinya kita boleh berikhtiar dengan pakai masker, mencuci tangan dan anjuran lainnya yang sudah bisa kita terapkan atas kesadaran masing masing. Dan jikalau sampai tempat tempat ibadah dibatasi, itu artinya kita menghukum diri sendiri.

“Saya berharap kepada bupati Mimika agar transportasi perhubungan udara dan laut, sekarang sadar atau tidak sadar kita ini hidup seperti sedang dipenjara. Kita dipisahkan anak, istri dan semua saudara tidak bisa diketemukan, kita juga dihantui rasa ketakutan karena kita takut ketahuan kena Corona   dan mati juga kita takut,”katanya.

Menurut Saleh, jumlah penderita yang semakin terus bertambah dan terus meningkat akan menjadi beban pemerintah, sementara angka kematian yang kita takutkan angkanya sangat kecil.

“Saya yakin pemerintah tidak akan mampu memelihara terus menerus ratusan bahkan bertambah pasien positif, yang yang sebenarnya angka meninggal sampai saat ini baru 5 orang. Lalu siapa yang tahu berapa lama virus Corona ini akan berlangsung, untuk itu pemerintah harus memberikan kelonggaran penerbangan dengan tidak memberatkan warga khususnya warga Timika yang berada di luar hendak kembali ke Timika,”pinta Saleh.

Bupati harus mengambil kebijakan terhadap orang Timika yang mau pulang karena dia penduduk asli Timika, kecuali orang yang datang ke Timika dengan tujuan wisata atau bisnis baru bisa diberlakukan.

“Kalau semua protak tentang Covid-19 sudah kita ikuti lalu mau apalagi, pemerintah seharusnya tidak menyulitkan warga Timika yang hendak datang ke Timika. Apalagi mereka dibebankan dengan syarat serta beban biaya yang sangat berat dari pemerintah setempat, kita Jangan menakutkan diri kita sendiri. Yang fakta sekarang ini orang bukan takut virusnya tapi orang takut aturannya, diluar jam pembatasan orang bukan takut virusnya tapi takut sama petugasnya,”ungkapnya.

Karena itu, alangkah bijaksananya kalau warga kabupaten Mimika yang sedang berada di luar mau kembali tidak dipersulit sebaliknya dipermudah.

“Kasihan mereka sudah terpisah berapa lama dengan keluarga dan istri, lalu sekarang pemerintah membuka penerbangan tapi dengan syarat yang sangat memberatkan. Dengan biaya tiket yang sudah tinggi, ditambah beberapa syarat yang harus diurus dan lebih parahnya dibebankan dengan biaya pengurusan syarat Covid-19 yang harus membayar dengan biaya sangat mahal, ini yang tak boleh terjadi,”tegasnya. (opa)

Administrator Timika Bisnis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *