Pelarangan Kirim Telur Keluar Timika, DPRD Minta OPD Tehnis Turut Awasi

Ketua DPRD Mimika, Robby K Omaleng / PEWARTA FOTO : DONNY BUMBUNGAN

 

TIMIKA,(timikabisnis.com) – Dengan adanya pelarangan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Mimika agar pengusaha atau warga tidak mengirim telur ke luar Timika demi ketersediaan stok di kabupaten Mimika selama pandemi Covid-19, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Mimika meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tehnis untuk turut membantu mengawasi kebijakan tersebut.

“Kebijakan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang telah mengeluarkan larangan mengirim telur keluar Timika, harus sama sama semua pihka terkait membantu mengawasi agar tidak ada lagi pengusaha yang mengirim keluar Timika, demi ketersediaan stok telur di Mimika. Selain Dinas Perternakan sendiri, baiknya dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan membentuk tim pengawasan untuk memastikan agar tidak ada pengiriman telur ke luar Timika,”pinta Ketua DPRD Mimika, Robby K Omaleng kepada wartawan diruang kerjanya di Kantor DPRD Mimika,Papua, Kamis (30/4).

Roby menjelaskan, langkah yang diambil dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang melarang pengiriman telur keluar dari Timika adalah langkah yang sangat tepat, demi menjaga ketersediaan kebutuhan telur bagi warga Mimika selama masa pandemi Covid-19.

“Karena kondisi saat ini tidak normal akibat wabah Covid-19, dimana kebutuhan atau permintaan telur untuk pemenuhan kebutuhan terjadi peningkatan. Karena itu, kita harus punya stok telur aman dulu untuk masyarakat baru bisa kirim keluar Timika. Kalau kondisi normal dan lancar, saya kira tidak ada masalah untuk membantu kabupaten tetangga. Tapi kalau kita yang akhirnya kewalahan untuk ketersediaan telur, nah ini yang menjadi masalah,”seru Roby.

Diakui Roby, bahwa akibat pandemi ini yang belum tahu berapa lama akan terus terjadi, kita perlu memperhitungkan dan mengantisipasi seluruh kebutuhan pokok termasuk telur di Timika.

“Informasi dari Dinas Peternakan bahwa akan mengalami penurunan produksi telur lokal di bulan Juli mendatang mencapai 1.000 rak perhari. Dan kalau larangan ini tidak diindahkan oleh warga, maka akan menjadi masalah terutama untuk memenuhi permintaan warga. Kebutuhan pasti meningkat terus, ya bukan saja selama pandemi covid-19 tetapi kebutuhan masyarakat selama ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri juga akan meningkat drastis,”katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Mimika, Yosefin Sampelino mengatakan, produksi telur lokal akan mengalami penurunan di beberapa bulan mendatang, sementara kebutuhan meningkat sampai 20 persen selama pandemi Covid-19.

Yosefin bahkan memastikan pada bulan Juli mendatang, produksi telur akan berkurang hingga 1.000 rak perhari, karena  Ayam Day Old Chicken (DOC) sebagai bibit ayam petelur yang selama ini di order dari Surabaya sudah tidak bisa lagi karena pembatasan penerbangan udara.

Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan mengakui, ketersediaan telur di Mimika bisa aman, apabila imbauan pelarangan pengiriman telur ke luar Timika dipatuhi warga Mimika. (opa)

Administrator Timika Bisnis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *