ILUSTRASI – Walaupun Protokol tentang imbauan Pemerintah Langkah langkah pencegahan di area Freeport, namun jumlah terkonfirmasi Covid-19 terus bertamba di Tembagapura/FOTO : ISTIMEWA
TIMIKA,(timikasbisnis.com) – Tim Gugus tugas Percepatan Penanganan Cvid-19 Propinsi Papua melalui Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua dr. Silwanus Sumule melaluui Video Teleconfrence pada, hari ini Minggu (10/5) menyatakan ada tambahan 31 kasus untuk Propinsi Papua sehingga kumulatifnya menjadi 308. Dari 31 kasus baru tersebut, 15 berasal dari klaster Tembagapura, kabupaten Mimika sebanyak 15 kasus baru Covid-19.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua dr. Silwanus Sumule mengatakan, hingga pukul 17.00 WIT dari 308 pasien positif, dirawat sebanyak 228 pasien atau 74%, sembuh sebanyak 73 atau 24% dan meninggal sebanyak 7 atau 2%.
“Sementara ODP sebanyak 2.908 orang dan PDP sebanyak 412 orang. Kami sudah melakukan pemeriksaan dengan metode PCR sebanyak 1.582 sampel,” katanya melalui video conference, dari Jayapura, Papua, Minggu, (10/5) malam.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Papua, dr. Silwanus menerangkan, tambahan 31 kasus baru berasal dari tiga kabupaten yaitu Mimika sebanyak 15 orang, Biak Numfor 11 orang dan Keerom 5 orang.
Dengan rincian kabupaten/kota yang berdampak Covid-19 dengan kasus tertinggi yaitu Kabupaten Mimika sebanyak 112 kasus, dirawat 92, sembuh 17 dan meninggal 3 orang.
Khusus di kabupaten Mimika terjadi penambahan 15 kasus positif. Kasus terbanyak di Mimika berasal dari klaster PT. Freeport Indonesia yang berjumlah 71 kasus, atau 63,4 persen. Sisahnya 20 kasus di Distrik Wania, 17 distrik Mimika Baru dan 4 distrik Kuala Kencana.
“Tambahan 15 kasus di Mimika seluruhnya berasal dari rumah sakit Freeport (RS Tembagapura),” kata dr. Silwanus.
Menurut Silwanus, penambahan 31 kasus baru menggambarkan dua hal. Pertama kerja dari tim Laboratorium, baik itu Litbangkes dan Labkesda Papua, dan juga tim surveilans.
“Dengan demikian, kita berhasil menemukan 31 kasus baru yang kemudian tertangani secara baik,” kata dia.
Dijelaskan dr Silwanus dengan terjadinya peningkatan kasus signifikan juga bermakna bahwa social distancing, physical distancing dan protokol-protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan sebagainya, itu belum ditaati secara baik. (opa)