Mimika Tidak Jadi Episetrum Covid-19, Pasien Terinfeksi Wajib Dikarantina Permanen

Ketua Komunitas Pemuda Key Timika, Yoseph Temorubun,SH /Foto : Dok timikabisnis.com

 

TIMIKA,(timikabisnis.com) – Agar kabupaten Mimika tidak menjadi pusat penyebaran (Episetrum) penularan Covid-19, maka pemerintah kabupaten Mimika melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (TGTPP) Covid-19 kabupaten Mimika harus segera mengidentifikasi dan mendata semua warga yang diduga sudah ada gejala gejala terinfeksi Covid-19 untuk segera di karantinakan secara permanen.

“Dengan cepatnya angka penularan Covid-19 di kabupaten Mimika, yang awalnya hanya 3 kasus positif dan kini melonjat drastis mencapai angka 32 harus ada langkah langkah atau kiat serta formula yang bagus untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Karena dengan karantina mandiri bagi pasien dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pengawasan (ODP), Orang Tanpa Gejala (OTG) tidak ada jaminan untuk tidak berkeliaran, sehingga perlu langkah tegas untuk dikarantina permanen,”tegas Ketua Komunitas Pemuda Key Timika, Yoseph Temorubun,SH kepada timikabisnis, melalui telepon selulernya, Selasa (21/4) siang.

Ia mengakui, bahwa dengan semakin bertambahnya angka kasus Covid-19 dan bila dilakukan isolasi permanen akan membutuhkan tenaga dan fasilitas yang memadai disesuikan dengan jumlah pasien.

“Saya kira soal anggaran tidak menjadi soal dan bisa diatasi dengan alokasi anggaran yang disediakan oleh Pemkab, dan untuk tempat atau fasilitas isolasi yang terbatas bisa diatasi dengan menggunakan beberapa fasilitas bangunan sekolah, gedung gedung milik swasta atau hotel hotel yang disewa oleh pemerintah. Memang dengan langkah itu membutuhkan tenaga pasien yang terbatas, peralatan medis serta tenaga pendamping pasien bila di karantina permanen,”katanya.

Yosep mengusulkan bahwa, kiat yang harus dilakukan bila melakukan isolasi permanen dengan menggunakan bangunan atau fasilitas sekolah atau fasilitas milik pemerintah daerah dengan merekrut relawan dan bekerja sama dengan tokoh agama untuk melakukan pendampingan bagi pasien yang di karantina permanen.

“TGTPP bisa merekrut tenaga relawan, mereka dilatih dan dibekali bagaimana cara penanganan dan pelayanan bagi pasien yang diduga terinfeksi Covid-19. Berikan pelatihan dan kiat kiat untuk membantu melayani para pasien yang dikarantina permanen sehingga mereka bisa diawasi secara ketat. Kalau sepanjang mereka yang diduga terinfeksi covid-19 lalu dibiarkan isolasi mandiri dirumah, lalu dengan pengawasan yang tidak 1×24 jam dari petugas , apakah ada jaminan kalau mereka tetap dirumah.Ini yang harus menjadi perhatian dari TGTPP agar transmisi lokal tidak lagi terjadi,”usul Yosep.

Apalagi kata Yosep, bahwa akan ada rencana nama-nama warga yang berstatus PDP, ODP dan OTG yang saat ini isolasi mandiri di rumah , lalu akan menyerahkan nama nama ke ketua RT untuk membantu pengawasan.

“Saya kira langkah untuk nama nama pasien yang terinfeksi Covid-19 diserahkan ke ketua RT untuk membantu mengawasi itu juga tidak efektif. Yang efektif saat ini TGTPP harus segera mengambil lengkah tegas untuk melakukan isolasi permanen di suatu tempat yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatan, petugas medis maupun alat pelindung diri yang standar,”pinta Yosep. (opa)

 

 

Administrator Timika Bisnis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *