Timika (timikabisnis.com) – Puluhan Mama-mama Papua yang berjualan di Pasar Sentral Timika mendesak Pemkab setempat segera menertibkan para pedagang yang masih berjualan di bekas Pasar Swadaya dan Pasar Gorong-gorong Timika.
Desakan itu disampaikan Mama-mama Papua saat menggelar aksi pemalangan sekaligus bakar kayu palang dan ban di jalan masuk Pasar Sentral Timika, Rabu siang.
“Pemda Mimika menjanjikan tanggal 5 Januari 2020 semua pedagang di Pasar Lama dan Pasar Gorong-gorong dipindahkan ke Pasar Sentral. Mengapa sampai sekarang mereka masih diberi kesempatan berjualan di Pasar Lama dan Pasar Gorong-gorong? Akibat dari itu pembeli tidak mau datang belanja sayur-mayur di Mama-mama Papua yang berjualan di Pasar Sentral,” teriak seorang Mama Papua.
Aksi blokade dan bakar-bakaran di jalan masuk menuju Pasar Sentral tidak berlangsung lama. Sejumlah polisi dibantu warga segera membongkar bloade dan memadamkan api sehingga tidak sampai mengganggu arus lalu lintas yang hendak masuk ke area Pasar Sentral Timika.
Usai menggelar aksi itu, puluhan Mama-mama Papua langsung digiring menuju Pos Polisi Pasar Sentral Timika untuk menggelar pertemuan dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan/Disperindag Mimika, Bernadinus Songbes dan Kepala Pasar.
Dalam pertemuan itu, sejumlah Mama-mama Papua menyampaikan bahwa pemalangan disertai pembakaran di jalan masuk Pasar Sentral pada Rabu siang itu terpaksa mereka lakukan lantaran kecewa dengan Pemkab Mimika yang menjanjikan segera memobilisasi pedagang dari bekas Pasar Swadaya (Pasar Lama) dan Pasar Gorong-gorong.
“Selama kami jualan di Pasar Sentral, tidak ada pembeli yang datang karena mereka semua beli sayur di Mama-mama Papua di Pasar Lama dan Pasar Gorong-gorong. Mengapa pemerintah membiarkan mereka berjualan di sana, padahal sudah dijanjikan tanggal 5 Januari semua pindah ke Pasar Sentral,” ujar seorang Mama Papua.
Pedagang lainnya meminta Pemkab Mimika bertindak tegas dengan menggusur lokasi bekas Pasar Swadaya dan Pasar Gorong-gorong.
“Kami mau Pemda segera turunkan tim gabungan (Polisi-TNI dan Satpol PP) untuk bongkar semua lapak jualan di Pasar Lama dan Pasar Gorong-gorong. Jangan biarkan pedagang berjualan di sana lagi,” ujarnya.
Kepala Disperindag Mimika Bernadinus Songbes mengaku tidak pernah menjanjikan akan segera memindahkan para pedagang dari kedua pasar tersebut.
“Yang menjanjikan untuk pindahkan pedagang itu Kepala Satpol PP, bukan kami dari Disperindag. Tugas kami menyiapkan tempat jualan. Kami sudah siapkan tempat, tapi tidak ada pedagang yang masuk berjualan di situ,” kata Songbes.
Songbes meminta Mama-mama Papua tidak boleh melakukan tindakan anarkis dengan membakar ban dan tumpukan kayu di jalan masuk menuju Pasar Sentral.
“Saya minta Mama-mama Papua tidak boleh mengganggu aktivitas orang yang berjualan di Pasar Sentral. Jangan menghalangi, apalagi sampai bakar-bakar ban. Jalan itu kita bangun dengan susah payah sampai sekarang sudah diaspal bagus. Tidak boleh lagi bakar-bakar, boleh demo dan menuntut sesuatu, tapi jangan merusak fasilitas yang sudah dibangun pemerintah,” ujarnya.
Songbes mengatakan jajarannya sudah membangun Pasar Mama-mama Papua di lokasi Pasar Sentral Timika serta pasar khusus untuk Mama-mama penjual tas noken, namun hingga sekarang hampir tidak ada pedagang yang menempatinya.
“Mama-mama paksa kami untuk bangun tempat jualan yang layak, tapi setelah dibangun, pasar itu kosong, tidak ada yang isi, malah Mama-mama pergi duduk jualan di tanah lagi. Jadi, jangan salahkan pemerintah,” kata Songbes.
Rencana pemindahan para pedagang dari bekas Pasar Swadaya dan Pasar Gorong-gorong menuju Pasar Sentral Timika masih menunggu kepulangan Kepala Satpol PP Mimika Willem Naa yang hingga kini masih berada di Sorong. (gby)