Legislator Mimika : Pengiriman Konsentrat Freeport Diawasi Ketat

“Kalau ada anggapan bahwa pengiriman konsentrat itu tidak dikontrol itu tidak benar. Semua melalui sebuah proses yang sangat ketat. Semua konsentrat yang dikapalkan ke luar Mimika dalam pengawasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan maupun Bea Cukai”

Timika (timikabisnis.com) – Legislator Komisi B DPRD Mimika, Papua M Nurman Karupukaro menegaskan pengiriman konsentrat PT Freeport Indonesia baik untuk tujuan ekspor maupun untuk diolah dalam negeri oleh PT Smelting Gresik dari Pelabuhan Portsite Amamapare semuanya tercatat dan diawasi secara ketat.

“Kalau ada anggapan bahwa pengiriman konsentrat itu tidak dikontrol itu tidak benar. Semua melalui sebuah proses yang sangat ketat. Semua konsentrat yang dikapalkan ke luar Mimika dalam pengawasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan maupun Bea Cukai,” kata Nurman di Timika, Rabu.

Pada Selasa (2/7), sejumlah anggota Komisi B DPRD Mimika melakukan peninjauan ke lokasi pabrik pengeringan konsentrat PT Freeport di Porsite Amamapare, Distrik Mimika Timur Jauh.

Dalam kegiatan peninjauan yang dipimpin Ketua Komisi B DPRD Mimika Yohanes Felix Helyanan itu, para anggota dewan melihat langsung proses pengeringan konsentrat PT Freeport yang ditampung pada tiga gudang berkapasitas 135.000 metrik ton.

Nurman mengatakan kunjungan tersebut sangat penting bagi kalangan dewan setempat untuk mengetahui berapa volume pengiriman konsentrat PT Freeport.

Dalam waktu dekat, katanya, Komisi B DPRD Mimika akan mengundang sejumlah pihak terkait seperti Badan Pendapatan Daerah, KPPBC Amamapare dan Disperindag Mimika untuk mencari tahu berapa besar penerimaan daerah Mimika dari adanya aktivitas pengiriman konsentrat PT Freeport.

Penanggung jawab pengeringan konsentrat PT Freeport Ahmadsyah kepada rombongan Komisi B DPRD Mimika menjelaskan bahwa bubuk konsentrat yang dialirkan melalui pipa dari pabrik pengolahan di Mil 74 Tembagapura ke Portsite Amamapare harus dikeringkan terlebih dahulu agar kadar airnya turun dari 35 persen menjadi 9 persen sebelum dikirim ke luar Mimika.

Proses pengeringan konsentrat dengan cara memeras atau dengan cara memanaskan dengan bahan bakar.

“Memanaskan konsentrat melalui dua proses yaitu proses vakum yang tersisa 15 persen dan kemudian diisap airnya dan menjadi 9 persen. Selanjutnya konsentrat yang sudah dikeringkan disimpan pada tiga gudang yang tersedia untuk siap dikapalkan,” jelas Ahmadsyah.

Sebelum dilakukan pemuatan menggunakan kapal tambang, konsentrat tersebut harus melalui timbangan untuk dihitung volume dan tonasenya.

Staf Loading Operation PT Freeport, Nataniel Asso menambahkan timbangan Ramsey yang kini digunakan di Pelabuhan Portsite Amamapare mampu mengeluarkan signal atau angka konsentrat.

“Ramsey akan tampilkan rekam semua jumlah atau berapa volume konsentrat yang akan dimuat. Kami diyakinkan dengan segel dari Diseprindag paling dalam dan segel dari Bea Cukai di luarnya. Kami sangat yakin dengan alat tera tersebut apalagi sampel tersebut dilakukan oleh PT Sucofindo yang independen dan dipercayakan oleh pemerintah sehingga tidak bisa ada permainan,” ujarnya.

Pada 2018, KPPBC Amamapare melaporkan penerimaan negara bukan pajak dari aktivitas ekspor konsentrat PT Freeport ke 12 negara tujuan mencapai Rp4,194 triliun. (gby)

Administrator Timika Bisnis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *