Kenaikan Harga Air Galon dan Elpiji, Disperindag Diminta Lakukan Survey dan Pengawasan

Ilustrasi : Air isi Ulang Galun dan Elpiji

TIMIKA, (timikabisnis,com)  – Naiknya harga isi ulang air galon  diawal tahun 2022 menjadi Rp. 8000, per galon yang sebelumnya Rp.6000 sempat meresahkan warga Mimika.

Hal ini mendapat tanggapan serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melalui Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanes Felix Helyanan,SE DPRD Mimika kepada Wartawan dikantor DPRD, Kamis(20/1).

Yohanis Felix Helyanan yang akrab disapa Jhon Thie ini mengatakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) kabupaten Mimika segera melakukan survei pasar terkait dengan kenaikan air minum isi ulang serta seluruh  harga-harga barang diawal tahun ini.

Hal ini penting dilakukan untuk mengindari adanya spekulasi dari pengusaha berbagai kebutuhan masyarakat di Mimika, demi menghindari adanya kenaikan harga sepihak oleh oknum tertentu.

“Terkait kenaikan harga isi ulang air gallon,   Ini kan tugas Disperindag . Artinya bahwa mareka harus melakukan survei pasar untuk menganalisa dan mengkaji kemudian dari hasil itu kalau tidak sesuai segera dilakukan penertiban kembali harga – harga dasar,”ujar Jhon Tie sapaan akrabnya

Jhon Thie mempertanyakan, apakah kenaikan ini dipicu naiknya tarif angkutan laut atau apa, sehingga ada kesengajaan dari pengusaha menaikkan sejumlah harga-harga kebutuhan pokok.

“Apakah dari dasar kenaikan harga dipasaran karena imbas meningkatnya biaya transportasi angkutan laut, atau apa. Kami tidak tahu kalau dibilang dari tarif angkutan laut yang naik atau apa segala macam, mungkin masih masuk akal tapi kalau sekarang mereka menaikan harga – harga bahan pokok itu dengan sesuka hati. Saya kira mareka -mareka itu perlu diberi sangsi yang tegas,”tegasnya.

Politii senior PDI Perjuangan ini, membenarkan meski naik belum ada keluhan masyarakat sampai ke dewan,namun kenaikan tersebut harus dikordinasikan ke dinas terkait. Sehingga Dinas terkait harus memantau dilapangan untuk menetralisirkan harga pasar.

“Jangan sampai ada gejolak dulu baru mereka melakukan sidak atau apalah,”sambung Jhon.

Tidak hanya kenaikan harga air galon, soal harga gas elpiji yang turut naik dan  cukup meresahkan masyarakat Mimika.

“Elpiji itu kalau di daerah – daerah Jawa  itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan Mimika. Di Timika ini kelihatan harganya berapa kali lipat, karena apa. Karena pertamina sendiri tidak punya depot elpiji kan tidak ada di Timika ini,”keluhanya.

Sehingga ia berharap Pertamina harus berani dan punya inisiatif untuk melayani masyarakat dengan harga elpiji yang terjangkau.

“Pertamina harus berani atau punya inisiatif, kalau mau melayani masyarakat Mimika maka dia harus punya depo atau datangkan investor. Kira-kira siapa yang berani bikin depo disini, jadi kapal yang datang itu hanya bawa gasnya kesini, jadi kita punya tabung – tabung yang kita beli ini isi di depot sini, bukannya seperti sekarang. Ini kami punya depo ini dikirim dengan biaya mahal ke makassar baru diisi disana lalu dikirim kembali kesini, jadi kita sudah bayar dua kali lipat. Bayar ongkos transportasi pulang balik, bayar isi gasnya lagi,”keluh Jhon. (opa)

Administrator Timika Bisnis