“Untuk bangunan sebuah stadion ada pekerjaan yang saling menunggu. Bangunan ini sangat besar sehingga harus menunggu massa beton kuat dulu baru mulai pekerjaan berikutnya. Sebagai contoh setelah fundasi selesai tidak mungkin langsung buat slof. Setelah itu baru mulai pekerjaan yang lain lagi. Tidak mungkin selesai cor beton atau cor slof kemudian langsung buka mallnya. Nanti kalau runtuh baru bilang kurang kuat (kurang bagus) kualitas. Ada sesuatu butuh waktu. Mungkin pakai polimer atau editif butuh waktu dua minggu baru dilanjutkan pekerjaan keatas,”
Timika, 20/1 – Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Mimika, Robert Mayaut ST MT mengatakan dokumen APBD dan DPA Kabupaten Mimika 2019 ada anggaran sebesar Rp200 miliar untuk pembangunan stadion sepak bola.
“ Anggaran ini dialokasikan untuk fisik, manajemen konstruksi (MK), pengawasan dan lain-lain. Sebagai pelaksana anggaran tentu kami akan gunakan anggaran sesuai yang tertera dalam usulanya,” kata Robert.
Peencanaan lagi dicara dan dapat persencanaan 2009. Tapi di 2009 harus direviuw, memang ada data-data dan dokumen banyak tidak lengkap atau hilang. Kita lagi memelihat perencanaan juga tidak bisa dipakai, karena banyak yang hilang.
“ Saya sudah konsultasi dengan konsultan konstruksi, mereka butuh waktu 3 bulan untuk mereviuw kekurangan data ini, berarti kita kehilangan waktu. Itu berarti kita kehabisan waktu antara 3-5 bulan termasuk lelang. Idealnya proyek yang sangat besar seperti ini menurut beberapa teman di BUMN dan kontraktor BUMD bilang perlu waktu sampai dua tahun baru selesai. Kalau bangun bulan ini bisa kerja sampai September 2020 dan PON nya nanti Oktober 2012,” kata Robert.
Menurut Robert, bangunan stadion ini ada pekerjaan yang saling menunggu. Artinya, dari sisi teknin bangunan ini dikerjakan keatas, itu berarti tidak bisa dikerjakan sama-sama untuk semua bangunan dengan alasan mengejar waktu. Sebagai contoh saja, Stadion Jayapura di Sentani mulai pekerjaannya dari 2017 dan sekarang sudah dua tahun.
“Untuk bangunan sebuah stadion ada pekerjaan yang saling menunggu. Bangunan ini sangat besar sehingga harus menunggu massa beton kuat dulu baru mulai pekerjaan berikutnya. Sebagai contoh setelah fundasi selesai tidak mungkin langsung buat slof. Setelah itu baru mulai pekerjaan yang lain lagi. Tidak mungkin selesai cor beton atau cor slof kemudian langsung buka mallnya. Nanti kalau runtuh baru bilang kurang kuat (kurang bagus) kualitas. Ada sesuatu butuh waktu.
Mungkin pakai polimer atau editif butuh waktu dua minggu baru dilanjutkan pekerjaan keatas,”kata Robert.
Menurut Robert, bangunan ini secara ideal tidak bisa selesai atau tidak bisa dibuat prematur. Dia lahir tapi prematur, kalau seara teknisnya butuh waktu dua tahun harus ikut kajian teknis itu. Secara teknis, kalau ahli bilang tidak bisa kita harus ikut kajian mereka. Berkaitan dengan hal itu, pihaknya akan berkonsultasi lagi dengan Pak Bupati Eltinus Omaleng.
Bisa dicarikan alternatif lain, sehingga panitia PB PON bisa menggunakan stadion yang lainnya, apalagi di Timika ada.
Sambil pemerintah terus mengejar pekerjaan stadion ini sesuai kajian teknis itu. Sementara pekerjaan ini jalan tapi mungkin ada arahan atau kebijakan Pak Bupati harus rehab stadion yang ada saat ini bisa dikerjakan.
Secara teknis yang disampaikan ahli bahwa tidak bisa harus butuh waktu 2 tahun harus ikut itu. Bila tidak mau ikut kajian itu kedepan akan menimbulkan risiko yang besar dan fatal. Beda dengan pekerjaan jalan misalnya, dengan panjang 10 km, bisa diberikan kepada 10 kontraktor dikerjakan satu kali, dan dalam waktu tidak terlalu lama pasti selesai juga.
Karena ini stadion besar, jadi harus mengacu pada kajian teknis yang sudah disampaikan para ahli konstruksi. Bangunan besar dan satu kesatuan struktur tidak bisa dikejar cepat harus menunggu massa beton kuat dulu baru bisa naik ke atas.
Kemudian kembali lagi soal design perencanaan jelas Robert, bila Pemkab ingin duplikasi seperti desaign bangunan stadion sepak bola milik Pemerintah Provinsi Papua di Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura tinggal saja koordinasi dengan orang provinsi. Design banguan stadion itu nilai total berapa, dengan spesifikasi yang sama.
Sebab, pak bupati minta stadion ini harus berkelas dan berstandar internasional. Stadion ini bukan dipakai untuk pertandingan-pertandingan kelas nasional tapi kedepannya bisa dipakai untuk pertandingan internasional seperti AFF yang mana beberapa waktu lalu bertanding di Stadion Mandala Jayapura.
Dalam perencanaan Stadion di Kampung Harapan itu membutuhkan anggaran Rp1,3 triliun. Semua informasi terkait pembangunan stadion ini bisa dishare dari Mbah Google termasuk lapangan pemanasannya. Itu lengkap termasuk dibangun tahun berapa. “
Teman-teman bisa lihat di google sebagai pembanding. Kalau Jayapura ada 43 ribu kursi, kita di Timika lebih kecil dari itu 30-35 ribu tempat duduk sesuai jumlah penduduk di Timika. Spesifikasi, fasilitas dan kualitas stadion (lapangan) sama dengan di Sentani Jayapura,”terang Robert.
Sedangkan anggaran yang dianggarkan Pemkab pada APBD 2019 sebesar Rp 200 miliar untuk apa-apa saja. Kiita lihat design engineringnya. Kalau kita mau pakai design yang 2009 maka harus dilengkapi lagi karena ada dokumen tidak lengkap (hilang) karena sebelumnya pindah-pindah kantor.
Desaign ini perlu dilihat baik dan perlu disepakati bersama. Untuk lokasi pembangunan, Robert menjelaskan, silahkan teman-teman wartawan berhubungan dengan Dinas Pertanahan, karena mereka yang tahu mekanisme pembebasan lahannya. (marus waka)