“Pasien datang sudah dalam keadaan shock (parah). Begitu tiba di UGD, kami melakukan observasi ketat. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun pasien tidak tertolong. Setelah beberapa jam dirawat, pasien akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (2/3) pagi. Kami mohon maaf” | Dr Theresia Nina
Timika (timikabisnis.com) – Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kota Timika, Papua kini terus meningkat, terbaru seorang anak berusia enam tahun meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika akibat serangan DBD pada Sabtu (2/3).
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSMM Timika, Dr Theresia Nina N di Timika, Senin, mengatakan pasien DBD atas nama Rangga Nathaniel Tanggulungan masuk ke Unit Gawat Darurat RSMM Timika pada Sabtu (2/3) dini hari setelah mendapar rujukan dari Rumah Sakit Kasih Herlina.
“Pasien datang sudah dalam keadaan shock (parah). Begitu tiba di UGD, kami melakukan observasi ketat. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun pasien tidak tertolong. Setelah beberapa jam dirawat, pasien akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (2/3) pagi. Kami mohon maaf,” kata Theresia.
Ia mengatakan kasus kematian pasien Rangga, siswa kelompok bermain di Sekolah Yayasan Tabita Sion Timika itu cukup disayangkan.
“Dia masuk ke rumah sakit ini sudah fase hari ke empat. Padahal dalam kasus DBD, kritisnya itu pada hari ke empat dan ke lima. Kadang-kadang orang tua menganggap anak-anak hanya terkena demam biasa sehingga tidak langsung dibawa ke dokter atau biasanya sudah dibawa ke dokter tapi belum ketahuan gejala-gejalanya,” jelas Theresia.
Sejak Januari hingga Maret ini, RSMM Timika telah menangani lima pasien kasus DBD. Dari lima pasien yang tertangani itu, baru satu pasien yang meninggal dunia.
Adapun empat pasien DBD lainnya ada yang berasal dari Timika dan ada juga pasien rujukan dari Kabupaten Asmat.
“Kasus DBD di Timika sebetulnya relatif sangat jarang, tapi akhir-akhir ini mulai meningkat. Kami memprediksi, mungkin ini bawaan dari luar Timika,” jelasnya.
Sesuai data Dinkes Mimika, terjadi peningkatan jumlah pasien kasus DBD di wilayah itu sejak Januari-Maret yang mencapai 20-an kasus. Pasien DBD terbanyak ditangani oleh Rumah Sakit Tembagapura, disusul RSUD Mimika dan RSMM Timika.
Theresia berharap Pemkab Mimika bersama jajaran terkait lainnya bergerak cepat untuk mengatasi penyebaran kasus DBD di Kota Timika dengan memperhatikan sanitasi atau kebersihan lingkungan.
“Bukan hanya vogging saja, masyarakat sendiri harus ada gerakan untuk membersihkan lingkungan sekitar supaya jangan ada genangan air untuk pertumbuhan jentik nyamuk, membersihkan sampah-sampah, botol-botol bekas yang menjadi tempat nyamuk bersarang,” tutur Theresia.
Para orang tua di wilayah itu juga disarankan agar lebih peka melihat perkembangan dan kondisi kesehatan putra-putri mereka.
“Kalau anak mengalami demam atau panas tinggi lebih dari tiga hari, segera periksakan anak ke dokter agar penanganannya lebih cepat,” ujarnya.
Adapun jenazah Rangga Nathaniel Tanggulungan, warga Jalan Kesehatan Timika Indah, pada Selasa siang telah diterbangkan menuju Makassar untuk dikebumikan di kampung halaman orang tuanya di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. (gby)